Selainmenyembah hanya pada Allah SWT, manusia juga diwajibkan berbakti pada orang tua. Begitu juga dengan suami, ia wajib taat pada orang tuanya selagi bukan pada hal-hal yang sifatnya maksiat. Taat pada orang tua adalah salah satu cara kita untuk berbakti. Perintah berbakti pada orang tua bisa dilihat pada Al-Isra’ 17:23 dan An-Nisa 4: 36.
Vay Tiền Nhanh Ggads. Jakarta - Taat atau patuh terhadap perintah Allah SWT sudah semestinya dilakukan muslim. Orang yang taat kepada Allah SWT akan senantiasa mengerjakan segala perintahNya dan menjauhi untuk taat kepada Allah SWT termaktub dalam Al Quran surat An Nisa ayat 59يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ - ٥٩Artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Al Qur'an dan Rasul sunnahnya, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya."Dalam ayat tersebut, Allah SWT memerintahkan hambaNya untuk taat kepadaNya, kepada Rasulullah, dan kepada Ulil Amri atau pemimpin di antara mereka. Ulama tafsir, Muhammad Quraish Shihab menerangkan, ketaatan terhadap Ulil Amri sebagaimana dijelaskan dalam ayat tersebut berkaitan dengan ketaatan kepada Allah SWT dan perintah Ulil Amri haruslah sejalan dengan perintah Allah SWT dan RasulNya. Apabila perintah tersebut bertentangan, maka tidak dibenarkan untuk dari buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak untuk MTs Kelas VII karya Hasan, seseorang disebut taat kepada Allah jika selalu mengerjakan perintahNya menjauhi laranganNya. Begitu pula dengan taat kepada Rasul seperti dalam hadits berikut,عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْArtinya "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,'Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka tidak mau taat dan patuh'.HR Bukhari dan Muslim.Dijelaskan dalam kitab Ar-Risalah karya Imam Syafi'i, melalui surat An Nisa ayat 80, Allah SWT memberitahukan perjanjian dengan Rasulullah adalah perjanjian dengan Allah SWT. Begitu pula dengan ketaatan kepada Rasulullah juga merupakan ketaatan kepada Allah satu hikmah taat kepada Allah SWT dan RasulNya adalah kelak masuk surga, bersama orang-orang yang diberi nikmat Allah SWT. Hikmah ini dijelaskan dalam QS An Nisa ayat 69,وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا - ٦٩Artinya "Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul Muhammad, maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."Itulah makna taat kepada Allah SWT beserta RasulNya, yakni dengan mengerjakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang taat. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] kri/row
Taat memiliki arti tunduk kepada Allah Swt., pemerintah, dsb. tidak berlaku curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya. Di sekolah terdapat aturan, di rumah terdapat aturan, di lingkungan masyarakat terdapat aturan, di mana saja kita berada, pasti ada aturannya. Aturan dibuat tentu saja dengan maksud agar terjadi ketertiban dan ketenteraman. Mustahil aturan dibuat tanpa ada tujuan. Oleh karena itu, wajib hukumnya kita menaati aturan yang berlaku. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’ān. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga. Peranan pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai pada suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan tercapai kestabilannya tanpa ada pemimpin. Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin karena dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin selama tidak maksiat, akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta kemakmuran. Hukum Tajwid Arti Kata Arti Ayat “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah al-Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” an-Nisā/4 59 Asbabun Nuzul Asbābu al-Nuzūl atau sebab turunnya ayat ini menurut Ibn Abbas adalah berkenaan dengan Abdullah bin Huzaifah bin Qays as-Samhi ketika Rasulullah saw. mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sariyyah perang yang tidak diikuti oleh Rasulullah saw.. As-Sady berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat oleh Rasulullah saw. sebagai pemimpin dalam sariyah. an-Nisā/4 59 memerintahkan kepada kita untuk menaati perintah Allah Swt., perintah Rasulullah saw., dan ulil amri. Tentang pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat. 1. Abu Jafar Muhammad bin Jarir at-Thabari Arti ulil amri adalah umāra, ahlul ilmi wal fiqh mereka yang memiliki ilmu dan pengetahuan akan fiqh. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa sahabat-sahabat Rasulullah saw. itulah yang dimaksud dengan ulil amri. 2. Al-Mawardi Ada empat pendapat dalam mengartikan kalimat "ulil amri", yaitu 1 umāra para pemimpin yang konotasinya adalah pemimpin masalah keduniaan, 2 ulama dan fuqaha, 3 sahabat-sahabat Rasulullah saw., 4 dua sahabat saja, yaitu Abu Bakar dan Umar. 3. Ahmad Mustafa al-Maraghi Bahwa ulil amri itu adalah umara, ahli hikmah, ulama, pemimpin pasukan dan seluruh pemimpin lainnya. Kita memang diperintah oleh Allah Swt. untuk taat kepada ulil amri apa pun pendapat yang kita pilih tentang makna ulil amri. Namun, perlu diperhatikan bahwa perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan kata “taat”; sebagaimana kata “taat” yang digandengkan dengan Allah Swt. dan rasul-Nya. Prof. Quraish Shihab, Mufassir Indonesia, memberi ulasan yang menarik Tidak disebutkannya kata “taat” pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Artinya, apabila perintah itu bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah dan rasul-Nya, tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka. Lebih lanjut Rasulullah saw. menegaskan dalam hadis berikut ini Artinya “Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda Tidak boleh taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yang makruf.” Muslim Umat Islam wajib menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya dan diperintahkan pula untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Tentu saja, apabila pemimpinnya memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak. Perilaku mulia ketaatan yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut. 1. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit. 2. Merasa menyesal dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya. 3. Menaati dan menjunjung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. 4. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntunan dan syariat agama.
pentingnya taat kepada aturan, kesimpulan, hadits, contoh makna dan hikmah taat. hal ini digambarkan dalam surat an-Nisā. pentingnya taat kepada aturan sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala yang terdapat pada surat an Nisa ayat 59. – assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, membahas tentang materi taat pada aturan kelas 11 bab VI dengan judul pokok Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja. dalam postingan tulisan ini akan membahas tentang kesimpulan, contoh, makna dan hikmah pentingnya taat kepada aturan. Untuk menjawab soal-soal dalam ulangan ujian maupun tes semester maupun mid semesteran pada pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 1 SMA atau kelas 11. Langsung saja berikut informasinya. Pengertian Taat dan aturan Pengertian Taat adalah tunduk kepada Allah Swt., pemerintah, dsb. tidak berlaku curang, dan atau setia. Sedangkan pengertian aturan adalah adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya. Pentingnya taat kepada aturan ini sesuai dengan firman Allah SWT yang terdapat dalam surat an Nisa ayat 59. Adapun teks tulisan arab surat an nisaa ayat 59 beserta teks latin dan arti terjemahnya adalah sebagai berikut; يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ – ٥٩ Teks latin Yā ayyuhallażīna āmanū aṭī’ullāha wa aṭī’ur-rasụla wa ulil-amri mingkum, fa in tanāza’tum fī syaiin fa ruddụhu ilallāhi war-rasụli ing kuntum tuminụna billāhi wal-yaumil-ākhir, żālika khairuw wa aḥsanu ta`wīlā Artinya Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Al-Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. hadits tentang pentingnya taat kepada aturan berikut adalah hadits yang tercantum dalam pelajaran PAI kelas 11 berkenaan dengan taat aturan. Dalam tulisan arab teks latin lengkap dengan arti terjemahan bahasa Indonesia. hadits riwayat dari Abi Abdurrahman, dari Ali Hadits Riwayat Imam Bukhari nomor 7257 dan Imam Muslim nomor 1840, Sesungguhnya Rasulullah bersabda; لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ Laa thaa’ata fii ma’shiyyatin innama-th thaa’atu fil ma’ruuf. Artinya tidak ada ketaatan di dalam maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang ma’ruf contoh taat pada aturan misalnya ada contoh soal yang berbunyi “berikan contoh bahwa sangat penting taat pada aturan! Maka anda dapat memberikan jawaban sebagaimana berikut ini; Perilaku mulia ketaatan yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit. Contoh, menjalankan salat wajib, puasa zakat dan kewajiban lain. Merasa menyesal dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya. Misalnya meninggalkan salat, meninggalkan puasa wajib, tidak mau bayar zakat dan lain lain. Menaati dan menjunjung tinggi aturan kesepakatan, baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Contoh, masuk kelas sesuai aturan, memakai baju seragam sebagaimana ketentuan. Mengerjakan tugas yang diberikan guru pendidik. Membersihkan jalan desa setiap dua bulan sekali dan lainnya. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntunan dan syariat agama. Menikah sesuai dengan syarat dan ketentuan, larangan melakukan ujaran kebencian, dll. Menolak dengan cara yang baik apabila pemimpin mengajak kepada kemaksiatan. Mengajak untuk membiasakan minum khamr, melepaskan koruptor dengan sengaja dan lain lain. Contoh pentingnya taat pada aturan misalnya ; Sangat penting taat aturan dalam berlalu lintas supaya pengendara maupun pejalan kaki lebih aman selamat dan tidak terjadi korban kecelakaan. Contoh lain ; pentingnya taat pada aturan dalam hal antri dalam rangka tertib tidak semrawut dang menghindarkan debat maupun perkelahian yang tidak perlu karena rebutan urutan pelayanan. hikmah dan makna taat pada aturan Hikmah dan makna tertinggi ketaatan yaitu kepada Allah dan Rasulnya, kemudian kepada ketentuan lain selama bukan dalam hal maksiat. Makna taat aturan yaitu mengikuti perintah dan ketentuan yang telah dibuat atau disepakati maupun ada keberadaannya baik karena kesepakatan ataupun penetapan. hikmah dan makna taat aturan adalah bahwasanya ketaatan hanyalah dalam hal yang baik ma’ruf bukan untuk maksiat. Maknanya kita boleh menolak perintah yang memerintahkan kepada maksiat. Dalam buku PAI menyebutkan penolakan ini dengan cara yang baik sopan dan halus. kesimpulan pentingnya taat kepada aturan Dalil al-Qur’an tentang taat pada aturan terdapat dalam surat An Nisaa ayat 59. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’ān. Di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., disebut sunah atau hadis. selanjutnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga. Taat untuk perkara yang ma’ruf, bukan dalam maksiat. Taat aturan juga memudahkan kita sendiri dan orang lain untuk mengarungi kehidupan, mengatur menjadi lebih tertata, kejelasan status kepemilikan hak dan kewajiban. Contoh taat aturan lalu lintas menjadikan situasi lebih tertata. Demikian ide tentang taat kepada peraturan secara ringkas, adik-adik yang ganteng dan cantik kelas 1 SMA atau kelas 11 bisa mengembangkan lebih kompleks dan komprehensif. Selamat belajar, membuat tugas, mengerjakan ujian, semoga sukses saat ini dan masa depan selalu dan selamanya. Wassalaamu’alaikum wa rahmatullah wr. wb.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul [Muhammad], dan ulil amri [pemegang kekuasaan] di antara kamu. QS. An - Nisaa' 59Di ayat ini allah memerintahkan untuk taat kepaad Allah, Rasulullah, dan pemimpin dengan cara mentaati aturan - aturannyaDalam kehidupan sehari hari wujud dari mentaati pemimpin adalah dg mentaati aturan aturan yang berlaku di daerah kita seperti peraturan lalu lintas dan lain lain A. Mengartikan QS. An-Nuur 54 dan QS. An-Nisaa 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ [٥٤] Katakanlah "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan [amanat Allah] dengan terang". [QS. An-Nuur 54] مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا [٨٠] Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling [dari ketaatan itu], Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka [QS. An-Nisaa 80] B. Menjelaskan Kandungan QS. An-Nuur 54 Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatakan kepada mereka untuk taat kepada Allah SWT dan Rosul-Nya dengan sungguh-sungguh. Jangan selalu berpura-pura beriman, tetapi perbuatan dan tingkah laku mereka bertentangan dengan kat-kata yang mereka ucapkan. Ini adalah sebagai peringatan terakhir kepada mereka. Apabila mereka tetap juga berpaling dari kebenaran dan melakukan hal-hal yang merugikan perjuangan kaum Muslimin maka katakanlah kepada mereka dosa perbuatan mereka itu akan dipikul diatas pundak mereka sendiri dan tidak akan membahayakan Nabi dan kaum Muslimin sedikitpun. Mereka akan mendapatkan kemurkaan Allah SWT dan siksanNya. Bila mereka benar-benar taat dan keluar dari kesesatan dengan menerima petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya niscaya mereka akan termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Kewajiban rasul hanya menyampaikan petunjuk dan nasihat. Menerima atau menolak adalah keputusan masing-masing, diluar tanggung jawab rasul. Allah SWT melarang Nabi menerima sumpah mereka dan menyuruh Nabi memberi peringatan terakhir agar mereka benar-benar beriman serta taat dan patuh menerima perintah Allah dan Rasul-Nya Apabila mereka tidak insaf, maka nabi dibebaskan dari tanggungjawab terhadap perbuatan mereka karena rasul hanya berkewajiban menyampaikan petunjuk dan nasihat. 1. Menjelaskan kandungan QS. An-Nisaa 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا [٨٠] Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling [dari ketaatan itu], Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka [QS. An-Nisaa 80] Perintah dan larangan Rasul yang tidak menyangkut urusan keagamaan umpamanya yang berhubungan dengan keduniaan seperti urusan pertanian dan pertahanan, maka rasul sendiri bersedia menerima pendapat dari sahabatnya yang lebih mengetahui masalahnya. Menurut sejarah, dalam menjaga kesopanan terhadap rasul para sahabat bertanya lebih dahulu apakah hal itu datangnya dari Allah SWT atau pendapat Rasul sendiri. Jika ditegaskan oleh Rasul bahwa ini adalah dari Allah SWT maka mereka menaati tanpa ragu-ragu dan jika dikatakan bahwa ini pendapat Muhammad maka para sahabat menemukakan pula pendapat mereka. Peristiwa ini pernah terjadi karena sahabat menghadapi perintah Rasul dalam memilih suatu tempat yang dekat ke mata air untuk kepentingan strategi pertahanan ketika perang Badar. Ketika menerangkan sebab turunnya ayat ini Muqatil meriwayatkan bahwa ketika Nabi Bersabda yang artinya ”Barang siapa mencintai aku sesungguhnya ia mencintai Allah. Dan barang siapa yang menaati aku sesunnguhnya ia menaati Allah. Orang munafik berkata, “Tidaklah kamu mendengar kata laki-laki ini [Muhammad]? Sesungguhnya ia telah mendekati syirik. Sesungguhnya ia melarang kita menyembah selain Allah dan ia menghendaki kita menjadikannya tuhan sebagaimana orang-orang Nasrani menjadikan Isa tuhan. Maka Allah menurunkan ayat ini.” [Riwayat Muqatil]. Menaati Rasul tidak dapat dikatakan perbuatan syirik, karena Rasul penyampai perintah Allah. Dengan demikian menaati Rasul adalah menaati Allah, bukan mempersekutukannya dengan Allah. Di dalam Tafsir al-Maragi dijelaskan bahwa syirik itu sendiri terdiri dari dua macam. Pertama, syirik uluhiyah, yaitu mempercayai adanya adanya sesuatu selain Allah yang mempunyai kekuatan gaib dan dapat memberi manfaat dan memberi mudarat. Kedua, syirik rububiyah,mempercayai bahwa ada sesuati selain Allah yang mempunyai hak menetapkan hukum haram dan halal, karena semua mahluk tunduk kepada kehendak_Nya. Allah menghendaki agar Rasul-Nya [Muhammad] tidak mengambil tindakan kekerasan atau paksaan terhadap orang yang tidka mneaatinya, karena ia diutus hanya sekedar menyampaikan berita gembira dan peringatan keras. Keimanan manusia pada kerasulannya tidak digantungkan kepada paksaan, tetapi kepada kesadaran setelah menggunakan pikiran. C. Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan QS. An-Nuur 54 dan QS. An-Nisaa 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya Orang mukmin laki-laki maupun perempuan harus takut kepada Allah SWT dimana berada dengan maksud takut kepada Allah SWT disebabkan dosa-dosa yang telah dikerjakannya, dan selalu memelihara diri dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi. Siapa yang mentaati semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan-Nya disebabkan meyakini bahwa mengerjakan perintah Allah SWT itulah yang akan membawa kepada kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat, meninggalkan semua larangan-Nya, akan menjauhkan mereka dari bahaya dan malapetaka di dunia dan akhirat dan selalu bertaqwa kepada-Nya, dan berbuat baik terhadap sesama manusia, maka mereka itu termasuk golongan orang-orang yang mencapai keridloaan Ilahi dan bebas dari segala siksaan-Nya di akhirat nanti. Hal ini sesuai dengan QS. An-Nuur 52 وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ [٥٢] Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan [QS. An-Nuur 52] Disamping itu juga, Allah SWT menyuruh yang baik dan mencegah dari yang munkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ [٧١] dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka [adalah] menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh [mengerjakan] yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;. [QS. Al Taubah 71] يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولا [٦٦] Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata "Alangkah baiknya, andaikata Kami taat kepada Allah dan taat [pula] kepada Rasul". [QS. Al Ahzab 66 قَالَتِ الأعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الإيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ [١٤] 14. Orang-orang Arab Badui itu berkata "Kami telah beriman". Katakanlah "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS. Al Hujurat 14] D. Menerapkan dalam kehidupan perilaku untuk taat kepada Allah dan RasulNya seperti yang terkandung dalam QS. An-Nuur 54 dan QS. An-Nisaa 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ [٥٤] Katakanlah "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling MakaSesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan [amanat Allah] dengan terang". [QS. An-Nuur 54] Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatakan kepada mereka untuk taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan sungguh-sungguh. Jangan selalu berpura-pura beriman, akan tetapi perbuatan dan tingkah laku mereka bertentangan dengan kata-kata yang mereka ucapkan. Ini adalah sebagai peringatan terakhir kepada mereka. Apabila mereka tetap juga berpaling dari kebenaran dan melakukan hal-hal yang merugikan perjuangan kaum muslimin maka katakanlah kepada mereka bahwa dosa perbuatan mereka itu akan dipikulkan diatas pundak mereka sendiri dan tidak akan membahayakan Nabi dan kaum muslimin sedikitpun. Mereka akan mendapat kemurkaan Allah SWT dan siksaanNya. Apabila mereka benar-benar taat dan keluar dari kesasesatan dengan menerima petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya niscaya mereka akan termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Kewajiban Rasul hanya menyampaikan petunjuk dan nasehat. Menerima atau menolak adalah keputusan masing-masing, diluar tanggung jawab Rasul. Dalam dunia pendidikan, tentunya kita melaksanakan dasar-dasar aturan-aturan telah ditetapkan oleh pendidikan nasional. Menerapkan dalam kehidupan perilaku untuk taat kepada Allah dan RasulNya seperti yang terkandung dalam QS. An-Nuur 54 dan QS. An-Nisaa 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا [٨٠] Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling [dari ketaatan itu], Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka [QS. An-Nisaa 80] Perintah dan larangan Rasul yang tidak menyangkut urusan keagamaan umpamanya yang berhubungan dengan keduniaan seperti urusan pertanian dan pertahanan, maka Rasul sendiri bersedia menerima pendapat dari sahabatnya yang lebih mengetahui masalahnya. Akhlak atau sopan santun sahabat berhadap Rasul ketika ada permasalahan lebih dahulu bertanya apakah hal itu datangnya dari Allah SWT atau pendapat Rasul sendiri. Jika ditegaskan oleh Rasul bahwa ini adalah dari Allah SWT maka mereka menaati tanpa ragu-ragu dan jika dikatakan bahwa ini pendapat Muhammad maka para sahabat mengemukakan pula pendapat mereka. Peristiwa ini pernah terjadi ketika sahabat menghadapi perintah Rasul dalam memilih suatu tempat yang dekat ke mata air untuk kepentingan strategi pertahanan ketika perang Badar. Allah SWT menghendaki agar Rasul-Nya [Muhammad] tidak mengambil tindakan kekerasan atau paksaan terhadap orang yang tidak menaatinya, karena ia diutus hanya sekedar menyampaikan berita gembira dan peringatan keras. Keimanan manusia pada kerasulannya tidak digantungkan kepada paksaan, akan tetapi kesadaran setelah menggunakan pikiran. Baca juga Ayat tentang nikmat Allah dan cara bersyukur
ayat dan hadis yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan